Thursday, November 16, 2006

Tunis Haji

Ke Saudi Kita Berhaji


Jemaah haji tahun 1427 H, di Masjidil Haram, Makkah

Jika tak ada aral melintang, insya Allah Jumat (17/11) besok aku akan berangkat haji. Meninggalkan Tunis, menuju Tanah Suci. Rencananya, aku berangkat pukul 15.00 waktu Tunis (21.00 WIB), naik pesawat Royal Jordan. Di Amman, ibukota Jordania, pesawat akan transit selama 24 jam. Sabtu senja waktu setempat, perjalanan baru dilanjutkan menuju kota Jedah, di negeri Saudi sana.

Inilah perjalanan haji keduaku. Haji pertama, pada tahun 2003 lalu, saat aku masih belajar di Kairo. Perjalanan haji yang sangat mengesankan, dan tak mungkin terlupakan dalam hidupku. Perjalanan haji yang jauh berbeda, dengan hajiku yang sekarang. Setidaknya dalam beberapa hal.

Pertama, haji 2003 adalah haji preman bin nekad. Artinya, hanya bermodal semangat untuk ibadah semata, melepas kerinduan kepada Allah, juga untuk berziarah ke makam kekasih-Nya, Baginda Rasulullah saw. Tanpa mempertimbangkan fasilitas teknis selama di Tanah Suci, seperti tempat tinggal, bekal makanan dan transportasi. Itu semua urusan di sana. Yang penting adalah, punya uang untuk biaya administrasi - sekitar $ 500 - plus keyakinan, bahwa di sana akan mendapat pekerjaan sebagai guide jemaah.

Motivasi yang kuat untuk berziarah ke Rumah Allah, mengalahkan segala bayangan kesulitan. Seperti yang kualami sendiri. Meski modal pas-pasan, kutancapkan niat untuk mengunjungi Tanah Suci. Sederet proses administratif yang cukup melelahkan, kuikuti seikhlas mungkin. Kusebut cukup melelahkan, karena memang begitu ; serba antri, visa lambat yang kadang bikin dag dig dug, serta rasa dongkol kala berurusan dengan petugas Mesir yang kadang mau menang sendiri.

Sedangkan haji tahun 2006 ini, insya Allah tak seperti itu. Segala urusan mudah, biaya ringan, tanpa harus berlama-lama mengajukan visa. Karena aku berangkat melalui rekrutmen petugas haji Departemen Agama RI.

Kedua, perjalanan haji 2003 lalu ditempuh dengan kapal laut, dari Pelabuhan Suez di Mesir, menuju Pelabuhan Jedah di Saudi Arabia. Perjalanan ditempuh selama tiga hari dua malam. Untuk itu, aku menyiapkan bekal makanan selama perjalanan ; berupa nasi, lauk pauk dan buah-buahan. Pokoknya bekal konsumsi di kapal. Di kapal memang ada kantin makanan. Akan tetapi, aku lebih suka berhemat, karena memang tak ada uang, hehe..

Angin laut yang kadang terasa kencang, membuat pusing atau tak enak badan. Maka, bekal obat-obatan pun menjadi hal yang sangat penting. Untunglah, aku berangkat bersama puluhan kawan mahasiswa lainnya. Jadi, bisa saling membantu kala ada kesulitan atau persoalan.

Kesulitan-kesulitan dalam perjalanan seperti itu, insya Allah takkan kutemui dalam perjalanan haji kali ini. Karena aku tak lagi naik kapal laut, melewatkan tiga hari di Laut Merah. Perjalanan kali ini, cukup beberapa jam penerbangan di udara. Meski jujur, kenangan berhaji naik kapal laut seperti dulu, tetap kurindukan. Dengan warna keindahan, suka duka dan aneka romantikanya, yang tak mungkin lepas dari ingatan.


* * *
Masih banyak pesona lain dari pengalaman berhaji pertamaku dulu. Insya Allah, dalam kesempatan lain yang lebih luas, aku akan menuturkannya. Saat ini, aku masih sedang menyiapkan diri, lahir bathin, fisik dan mental, untuk perjalanan Jumat esok. Karena aku ingin, perjalanan ini tak berlalu sia-sia, tanpa curahan dan balutan ridha-Nya.

Tunis al Khadra, Senja Kamis, 16 Nopember 2006