Thursday, February 09, 2012

Doa Santri

Berdoalah Setiap Usai Mengaji

 Aku sangat menikmati aktifitas mengaji kitab kuning bersama para santri

Ada satu hal yang tak pernah kulewatkan setiap usai mengaji bersama para santri saat ini, yakni berdoa bersama-sama. Mulutku komat kamit berdoa, mereka kompak mengamini. Aku juga selalu meyakinkan mereka bahwa doa setelah melakukan amal saleh akan dikabulkan Allah alias mustajabah. Karena mengaji adalah amal saleh, berarti doa setelah mengaji pun mustajabah.

Aku meyakini hal ini sejak masa kecil dulu. Aku pun telah mempraktekkannya sejak lama. Ada sebongkah kenikmatan dan optimisme yang kurasakan saat bermunajat kepada Tuhan, usai mengikuti pengajian.

***
Doa-doaku usai mengaji, rasanya telah dikabulkan Allah semua. Sekitar tahun 2003-2004, hampir setiap pagi aku mengikuti pengajian halaqah kitab kuning di Masjid Al Azhar yang diasuh oleh Syekh Ali Jumah, Mufti Negara Mesir saat ini. Sekitar jam 09-an usai mengaji, aku selalu menyempatkan diri shalat dhuha dan shalat hajat di pojok-pojok Masjid Al Azhar. Usai shalat, aku berdoa agar mendapat kemudahan studi yang sedang kujalani. Menjadi mahasiswa S2 di Mesir tanpa beasiswa dan tanpa subsidi dari keluarga sungguh terasa berat bagiku kala itu. Konsentrasi terbagi-bagi. Aku curhat kepada Allah setiap usai mengaji. Alhamdulillah, tahun berikutnya aku mendapat panggilan belajar di Universitas Zaitunah Tunis.

Selama tinggal di kota Tunis (2005-2007), aku sering mengikuti pengajian Tahfidz di Masjid Agung Zaitunah. Waktunya setiap Kamis sore. Biasanya, aku terus berada di Masjid mengikuti pengajian tafsir setiap bakda magrib yang diasuh oleh seorang syekh. Usai pengajian tahfidz dan pengajian tafsir itu, aku selalu memanfaatkan waktu meski sesaat untuk berdoa. Di antara doa yang tak pernah terlewat adalah kemudahan dalam studi. Aku ingin segera selesai kuliah dan pulang ke Tanah air bertemu orang tua. Alhamdulillah, Allah mengabulkan doaku itu. Selama dua tahun di Tunis, jalan studiku laksana jalan tol yang mulus, nyaris tanpa kesulitan yang berarti. Akhir 2007 kuliahku selesai, tercepat di antara sesama mahasiswa seangkatan.

***
Di Tanah Air, tradisi ini terus kulanjutkan. Kebetulan aku mengampu beberapa sesi pengajian di pesantren yang dikelola keluarga. Di antaranya adalah pengajian Kitab Kuning setiap Sabtu pagi dan Ahad malam. Setiap usai menyampaikan materi pengajian, aku selalu menyempatkan diri berdoa, seraya minta diamini oleh para santri. Aku yakin betul, berdoa usai melakukan amal saleh adalah mustajabah.

Selama masa kehamilan isteri (2009-2010), aku selalu menyebutkan doa keselamatan untuknya setiap sesi doa usai mengaji. Saat peci dan sorban masih menempel, kitab masih berada di genggaman. Alhamdulillah, April 2010 ia melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik dan lucu.

Awal tahun 2011, aku juga menghadapi sebuah persoalan yang cukup serius terkait status kepegawaianku di kantor tempatku bekerja. Aku pun segera mengurusnya. Aku terus berkoordinasi dengan Bagian Kepegawaian, bahkan aku juga pernah datang ke Badan Kepegawaian Negara di Jakarta. Pada saat yang sama, aku mem-back up upaya itu dengan doa usai mengaji bersama santri. Alhamdulillah, sekitar Oktober 2011 urusanku selesai sesuai harapan.

***
Salah satu hal yang dapat menghalangi dikabulkannya doa adalah dosa. Demikian disebutkan oleh Nabi dalam sebuah haditsnya. Imam Syafii ( w 150 H) juga pernah membuat syair yang menyebutkan bahwa dosa-dosa (ma’ashi) dapat menyebabkan seorang santri sulit menghafal pelajaran.

Kyai-ku di Sukabumi dulu sering mengatakan bahwa dosa-dosa seseorang akan berjatuhan ketika ia berjalan menuju tempat pengajian atau ketika sedang memeras pikirannya di majelis pengajian. Maka semakin sering ia belajar, semakin sedikitlah dosanya. Pantas jika doanya di majelis pengajian akan diijabah oleh Allah, karena tirai yang menghalangi dirinya dengan Allah, sudah semakin tipis, atau hilang sama sekali. Subhanallah.