Friday, May 18, 2007

Tunis Motor Gede

Perjalanan Kang Jeje di Tunisia*


Aku bersama Kang Jeje, saat sarapan pagi di Tunis

Senang rasanya bisa ketemu dan ngobrol lama dengan petualang dunia asal Bandung, Jeffrey Ronny Polnaja alias Kang Jeje, yang tiba di Tunis awal Mei lalu. Ragam informasi seputar warna-warni dunia serta kisah petualangan yang mendebarkan kudengar langsung dari pria yang keliling dunia naik motor gede ini.

Juga ada rasa bangga yang tak terkira, ketika pada hari-hari itu, hampir semua koran lokal Tunis menulis kata “Indonesia” dengan image yang positif, buah dari perjalanan Jeje yang bermisi Ride for Peace. Selama ini, kalaupun muncul di koran-koran Tunisia, nama “Indonesia” biasanya terkait dengan wabah flu burung, gempa bumi atau banjir.

Cuci Motor Gede, Rebutan...!
Senja Selasa (1/5) Kang Jeje tiba di Wisma Duta KBRI Tunis. Pagi Rabu, aku bersama beberapa rekan telah siaga di sana, penasaran ingin ketemu petualang 100 negara itu. Juga ingin lihat, seperti apa sih, motor gede itu?!

Saat kami tiba, sepeda motor BMW R 1150 GS Adventure itu telah dikeluarkan dari garasi. Sesaat kuamati motor bernomor polisi D 5010 JJ itu. Serasa mimpi, melihat kendaraan bernomor polisi D (Bandung) di luar negeri.

Pada ujung belakang joknya ada tiga kotak besar, untuk menyimpan perangkat perjalanan. Dekat lampu depan ada stiker merah putih dan peta Nusantara.

Seorang pria tinggi besar dan berkumis berdiri di sampingnya. “Wah, ini tentu Kang Jeje”, pikirku. Lalu kusapa, dan ternyata benar. Dialah lelaki yang meninggalkan tanah air pada penghujung April 2006 itu, guna menelusuri liku-liku dunia, hanya dengan menaiki motor.

Tiba-tiba seorang staf Wisma meminta bantuan kami mencuci motor buatan Jerman itu. Tentu kami setuju, dan bahkan semangat. “Wah, ini kesempatan langka”, tutur seorang rekan. Maka, kami bertiga bekerja sama mencuci motor yang telah dipake untuk perjalanan 40 ribu km itu. Sambil sesekali kami bergiliran, duduk di jok, lalu diabadikan dengan jepretan kamera. Prinsip aji mumpung...! Melihat semua itu, Kang Jeje hanya tersenyum.

Jarang-jarang bisa nyuci motor segede ini

Keliling Kota TunisSelama empat hari berada di kota Tunis, jadwal Kang Jeje memang padat. Ada pertemuan dengan federasi motor gede Tunis, kunjungan ke lembaga pemerintah, konferensi pers, wawancara TV, keliling kota, dialog dengan masyarakat Indonesia dan lain-lain.

Jumat (4/5) sore, Kang Jeje melakukan karnaval di sekitar alun-alun Habib Borguiba, jantung kota Tunis yang eksotik itu. Diiringi oleh 20an motor gede Tunis, serta sambutan meriah warga kota yang umumnya telah mengetahui kedatangan Kang Jeje lewat siaran berita TV 7 milik pemerintah Tunis, dua hari sebelumnya.

Usai karnaval, Kang Jeje menggelar konferensi pers. Lokasinya di Hotel Afrika, sebuah hotel berbintang lima dan paling bergengsi di kota Tunis. Didampingi oleh beberapa pejabat KBRI dan perwakilan federasi motor gede Tunisia, Kang Jeje menjelaskan visi-misinya dalam petualangan ini. Terutama soal kampanye damai-nya itu.

Maka, Sabtu keesokan harinya, nama dan foto Kang Jeje – juga gambar motornya- menghiasi koran-koran Tunis, baik koran berbahasa Arab - seperti as Sabah, as Shuruq - maupun Perancis, seperti Le Renouveau dan Le Temps.

Tunisia, Arab Paling Rapi
Alhamdulillah, aku sempat ngobrol-ngobrol lama dengan Kang Jeje, baik saat acara pertemuan di KBRI, saat menemaninya jalan-jalan di sekitar Wisma, ataupun saat sarapan, Kamis dan Jumat pagi. Sarapan sambil berbincang santai selama masing-masing lebih dua jam.

Banyak cerita seru serta pengalaman menarik yang kudapat. Hingga aku spontan mengusulkan agar lelaki berusia 46 tahun itu mengabadikan memori perjalanannya dalam sebuah buku, seperti halnya Ibnu Batutah, petualang abad pertengahan asal Maroko itu. Petualangan Kang Jeje takkan kalah menarik dari perjalanan Ibnu Batutah, karena memiliki ragam dimensi ; kebudayaan, wisata, kampanye perdamaian, juga kemanusiaan.

Saat pertemuan dengan masyarakat Indonesia, Kang Jeje menunjukkan foto-foto perjalanannya di 23 negara yang telah dilalui, dari Singapura hingga Libya. Foto-foto nan antik, indah dan membuat orang iri.

Aku juga terpukau dengan beberapa cerita uniknya selama perjalanan. Baik cerita mendebarkan seperti pengalaman ditembak snipper para pejuang rakyat di Afganistan, pengalaman tengah malam berhadapan dengan beruang gurun di tepian Himalaya, atau saat ditabrak pengemudi mabuk di Pakistan, hingga Kang Jeje jatuh terjembab. Motornya pun rusak. Atau ceritanya yang mengharukan, seperti pertemuannya dengan seorang WNI di tengah gersangnya padang pasir Libya. Sang WNI, adalah seorang tenaga ahli sebuah developer asing. “Ia memimpin tim kerja yang semua anggotanya orang Arab”, tutur Jeje.

Di beberapa forum pertemuan, Kang Jeje dihujani aneka pertanyaan kami, para WNI di Tunisia. Pertanyaan seputar pengalaman di jalan, soal harga motor BMW-nya, trik perawatannya, kiat menjaga kesehatan selama perjalanan, juga rencana-rencana ke depannya. Maka dengan telaten Kang Jeje menjawab semuanya, mengisahkan warna-warni perjalanannya. Tak terkecuali soal kesan-kesannya tentang Tunisia. “Ini adalah negeri Arab yang paling rapi”, tutur Kang Jeje, yang sebelumnya telah melewati lebih 10 negara Arab. Tunisia, menurut Kang Jeje, nampak lebih tertib dalam hal tata kota, aturan berkendaraan dan juga kebersihannya. “Infra strukturnya bagus, masyarakatnya ramah, dan nampaknya mereka berpendidikan baik”, katanya.

Dimana Akang Sekarang?!
Sabtu (5/5) pagi, belasan WNI melepas Kang Jeje yang hendak meninggalkan kota Tunis, guna melanjutkan petualangan solo-nya, menuju Aljazair. Sebuah perjalanan bersejarah, untuk kampanye damai. Sesuai motto perjalanannya ; Ride For Peace.

Saat menulis catatan ini, aku tak tahu, dimana posisi Kang Jeje sekarang. Masih di Aljazair?! Maroko?! Ataukah telah menyeberang ke Spanyol?!

Untuk Kang Jeje, dimanapun Anda berada, doa tulus kami –WNI Tunis- sertai perjalanan Anda. Ayo Kang, serukanlah perdamaian di setiap negeri yang Akang singgahi. Sebagaimana makna kalimat yang Akang tulis di buku tamu Wisma Duta KBRI Tunis “The road may end. But not our spirit of adventure, brotherhood, and peace...”.
Ayo Kang, harumkan nama Indonesia di berbagai belahan negeri, sebagaimana yang telah Akang lakukan di negeri tempat kami tinggal ; Tunisia. Biar semua WNI di negeri yang Akang singgahi ikut merasakan kebanggaan seperti yang kami rasakan di Tunis, buah perjalanan Akang. Salam Manis dari Tunis.
Tunis al Khadra, 17 Mei 2007
*Website Kang Jeje : http://www.rideforpeace.info/