Napak Tilas Film Star Wars di Kota Matmata
Hotel Sidi Driss, lokasi utama syuting Star Wars, dilihat dari atas
Anda pernah menonton film
Star Wars
(1997)? Salah satu film terbaik ini ternyata dibuat di
Matmata, kota kecil nan terpencil, di tengah-tengah gurun Sahara di selatan
Tunisia.
Anda penggemar film Star
Wars? Jika ya, sepertinya Anda harus mengunjungi Matmata. Karena semua yang Anda saksikan di layar Star Wars, bukanlah pemandangan semu. Di
tengah gurun Sahara yang luas, terdapat rumah mungil yang dibangun
dengan pasir. Inilah rumah keluarga Lars, dimana Luke Skywalker—tokoh Star Wars
tinggal.
Via Kairouan
Aku menonton film Star
Wars sekitar tahun 1999-2000, saat masih kuliah di
Ciputat. Saat itu, tak terbersit pikiran bahwa kelak aku akan menginjakkan kaki
di lokasi syuting film itu. Dalam kehidupan ini, hal-hal yang tidak disangka
memang dapat saja terjadi…
Ahad (16/03) lalu, aku
bersama keluarga dan para mahasiswa Indonesia di Tunis, mengunjungi kota
Matmata. Kota berjarak 440 km dari Tunis ini, termasuk
dalam wilayah propinsi Gabes.
Jika ditempuh dengan perjalanan
darat dari Tunis, perlu waktu 5-6 jam untuk tiba di Matmata. Rutenya, bisa
melalui jalan tol Tunis-Sousse, kemudian menuju Gabes. Jalur ini menyusuri kawasan pesisir pantai. Jadi, pemandangan sebelah kiri jalan adalah laut Mediterania yang
berair tenang.
Atau bisa juga jalur kedua
: dari Tunis melewati jalan nasional menuju Kairouan, kemudian ke Gabes. Sepanjang jalan, pemandangan
kiri kanan adalah perkebunan zaitun yang diselingi pepohonan.
Jarak antara Tunis-Gabes adalah 404 km. Sedangkan
Gabes-Matmata adalah 40 km.
Rute kedua inilah yang kami gunakan dalam
perjalanan kemaren. Sengaja via Kairouan karena kami juga memprogramkan ziarah
ke makam sahabat Nabi dan Masjid Uqbah di kota sejarah ini.
Rumah Barbar
Ahad pagi jam 09.00, aku dan rombongan telah
tiba di Matmata. Diantar oleh seorang pemandu dari warga lokal, kami berjalan-jalan
mengitari kawasan perumahan orang Barbar seribu tahun silam. Rumah yang dikenal
dengan sebutan troglodyte ini, dibangun pada kawah buatan di gurun. Ukuran kedalaman kawah ini antara 5-10 meter. Nah,
di dinding kawah itulah, gua-gua dibuat saling berhadapan. Gua-gua sedalam 4-5
meter itu berfungsi sebagai kamar.
Struktur rumah seperti ini memperlihatkan bagaimana kaum Barbar dahulu telah memiliki
organisasi sosial yang baik. Semua kamar menghadap ke halaman tengah. Lantai dasar digunakan sebagai tempat tinggal, sedangkan lantai atas untuk menyimpan makanan. Setiap rumah memiliki pintu masuk
dan jendela yang miring, karena dibuat pada dinding yang terjal. Beberapa rumah
dilengkapi dengan terowongan, yang menghubungkan satu rumah dengan rumah yang
lainnya.
Struktur rumah seperti ini
sangat cocok di iklim kering. Pada malam hari ketika gurun sangat dingin, rumah
gua akan memberikan kehangatan. Sebaliknya, jika matahari membakar gurun, rumah
menjadi dingin. Jadi, walaupun matahari bersinar
terik, mereka tetap hidup harmonis dan selaras dengan kondisi gurun yang begitu
keras.
Ada sekitar lima rumah yang kami lihat. Salah satunya
kami masuki. Setiap orang diminta bayar 1 Dinar Tunis, setara 7 ribu rupiah. “Karena
kalian pelajar saja, bisa 1 Dinar” tutur pemandu. Untuk harga turis asing, harga
tiketnya lebih mahal.
Rumah Star Wars
Rumah kelima yang kami kunjungi, dinamai Hotel
Sidi Driss. Tiada lain ternyata rumah yang digunakan untuk syuting film Star Wars, sebagai tempat persembunyian
Luke Skywalker, tokoh protagonis dalam film garapan George
Lucas itu. Rumah inilah yang menjadi daya tarik utama Matmata. Karena di dalam
rumah ini, syuting adegan Skywalker ditembak diambil.
“Wow, ini dia rumah yang kucari !”, gumamku
seraya menjepret-jepretkan kamera ke sudut-sudut unik rumah si Luke itu.
Menurut dokumen yang kubaca, bahwa saat pembuatan film Attack of the Clones tahun 2000 silam, hotel
ini dibangun ulang sehingga benar-benar mirip rumah Luke. Para penggemar berat Star
Wars akan melonjak kegirangan saat berada di hotel ini. Bayangkan saja, Anda
melancong ke kamar Luke, makan di ruang makan keluarga Lars dan mengintip dapur
tempat Bibi Beru memasak.
Dokumen lain menyebutkan bahwa seorang fans Star Wars yang juga seorang seniman bernama Phillip Vanni,
menggambar ruang makan jadi sangat mirip dengan yang di film. Ia memahat atap
dan dinding batu di ruangan itu dengan pola-pola yang muncul di film. Hehe, segitunya !
Rumah yang memiliki 4 ruangan
ini bisa didatangi sepanjang tahun. Anda bisa coba makan di ruang makan yang
sama dengan yang di film atau sekadar mengintip ruangan-ruangan di sana. Meski dinamai hotel, namun pengunjung tidak diperbolehkan tidur di sini. Hotel ini memang hanya dibuka untuk dilihat-lihat, bukan untuk diinapi. Ternyata, nama tak (selalu)
sesuai dengan isi. Karena itu, jangan terkecoh oleh formalitas, hehe…
Tatouine 2007
Aku jadi ingat kunjunganku 7 tahun silam –
tepatnya Maret 2007 – ke Tatouine, kota pemukiman di selatan Matmata
yang konon dulunya terendam pasir dan pernah
disinggahi alien. Dalam film Star Wars, daerah ini digambarkan sebagai planet tandus dengan matahari kembar. Tempat Anakin Skywalker atau Darth
Vader
dilahirkan dan dibesarkan.
Kota Tatouine adalah lokasi syuting yang lain
dari film Star Wars. Tepatnya di rumah Barbar yang dikenal dengan sebutan Kasr
Heddada. Rumah seluas 10 ribu meter persegi ini disulap oleh George Lucas sebagai setting untuk kota Mos Espa dari film science-fiction epic
tersebut.
Di Kasr Heddada inilah, aku menyaksikan bangunan-bangunan tua yang masih tertata rapi, di tengah atmosfer gurun pasir yang berbeda dan menantang. Ya, serasa ada di Mos
Espa
yang di film itu, hehe..
Anda penggemar film Star Wars dan ingin melihat
jejak-jejaknya? Datanglah. Kedatanganmu kutunggu, hehe..Salam Manis dari Tunis
Tunis al Khadra, 19 Maret 2014
No comments:
Post a Comment