PARTAI ISLAM KENA
GETAH POLITIK
Demo massa di Tunis, Rabu sore (06/02/2013). Gambar diambil dari www.attounissia.com.tn
Terbunuhnya seorang politisi terkenal (Rabu 06/02) menyisakan gelombang
demonstrasi anti pemerintah di berbagai pelosok Tunisia. Mogok nasional
diserukan. Semua libur, tak terkecuali bandara internasional hingga warung kopi
di perkampungan. Partai Islam terkena getahnya.
Kamis, 7 Februari 2013. Jam tanganku baru menunjukkan pukul 14.50 waktu
Tunis (20.50 WIB). Aku masih asyik memilih-milih kue kering kesukaan anakku di
sebuah toko swalayan di Bab el Jezira, sekitar 1 km dari pusat kota Tunis.
“Monsieur, Monsieur”, seorang pelayan toko memanggilku.
“Oui, ada
apa?!”,
tanyaku.
“Mohon maaf, toko akan segera tutup. Silahkan Anda langsung saja ke
kasir”, tuturnya seraya menghampiriku.
“Kenapa? Ini khan masih siang?” tanyaku penasaran. Sedikit kaget. Lagi
pula, aku baru 10 menit di sini. Benda yang kucari belum lengkap kudapat.
“Ini perintah dari bos. Kami harus menutup toko” jawab pria itu seraya
bergegas menghampiri pengunjung lain. Ya sudah, aku manut saja. Kulangkahkan
kakiku menuju arah kasir, dekat pintu keluar.
Sambil antri di kasir, pandangan kutujukan ke jalan raya. Nampak orang-orang berjalan cepat, dari arah pusat kota. Wajah-wajah mereka
menyiratkan kecemasan. Sebagian mereka berbicara dengan rekannya. Aku juga
melihat orang-orang yang berdiri di trotoar. Pandangan mereka ke arah yang sama
; alun-alun Habib Borguiba.
Sementara itu, toko-toko mulai tutup. Mobil-mobil melaju agak kencang, seolah ingin segera sampai
tujuan. Televise local yang diputar di toko swalayan itu menayangkan secara
langsung aksi unjuk rasa yang nampak anarkis di alun-alun. Ribuan demonstran berhadapan dengan ratusan
polisi. Batu-batu melayang, melawan semprotan gas air mata.
Oh, aku baru mengerti, mengapa toko harus segera tutup.
Setelah urusan pembayaran di kasir selesai, aku pun bergegas pulang. Puteriku
yang usianya belum genap 3 tahun, kupeluk erat dalam pangkuan. Isteriku membawa
keranjang belanjaan. Di bawah naungan langit yang mendung dan suhu 6 derajat
Celsius, kami berjalan cepat, menembus kerumunan orang-orang. Aku ingin segera
sampai rumah.
Mogok Politik
Sore itu, rupanya aksi unjuk rasa sedang berlangsung di Le Passage,
kawasan bisnis yang padat di dekat alun-alun Habib Borguiba. Unjuk rasa yang berdarah. Seorang polisi tewas
meregang nyawa, puluhan demosntran terluka. Info di televise, di beberapa kota propinsi lain, demo besar juga digelar.
Unjuk rasa anti pemerintah ini dipicu oleh tewasnya Syukri Bel’eid,
seorang tokoh oposisi dari partai berhaluan sekuler, Rabu (6/2) pagi. Ia
ditembak pria tidak dikenal di halaman rumahnya, saat hendak berangkat kerja.
Berita penembakan ini sangat cepat menyebar. Belum tengah hari, ribuan
massa berkumpul di pusat kota. Gedung Kementerian Dalam Negeri jadi sasaran.
Demo anarki pun tak terhindarkan.
Opini – yang sepertinya langsung jadi aksioma – menyebar begitu cepat.
Bahwa Gerakan An Nahdha, partai Islam yang saat ini sedang berkuasa, adalah
dalang penembakan.
Jika pada musim dingin 2011 para
demonstran itu turun ke jalan untuk menentang Ben Ali, sang presiden dictator, maka
pada musim dingin 2013 ini mereka unjuk rasa menentang An Nahdha, partai Islam yang menguasai 90 dari 217 kursi
parlemen. Sejumlah kantor cabang partai Islam berhaluan moderat ini menjadi sasaran
amuk masa. Di Sfax – kota pantai – kabarnya ada kantor an Nahdha yang dibakar.
Kamis malam, ada seruan agar pada hari Jumat keesokan hari, masyarakat melakukan
mogok massal. Artinya, jangan melakukan aktifitas. Tidak usah berangkat kerja. Guru
dan murid tidak usah berangkat sekolah. Angkutan umum tidak usah beroperasi. Warung
pun tidak usah dibuka. Masyarakat diam saja di rumah masing-masing.
Seruan ini disampaikan oleh Al Haiah al Idariyah li al Ittihad al ‘Am
at Tunisi lis Syugl - semacam serikat pekerja nasional – melalui media televise,
radio dan internet.
Aku lihat, seruan ini cukup efektif. Jumat pagi, suasana kota Tunis nampak lengang. Toko-toko tutup, kecuali tukang roti.
Warung yang berada di gang sempit pun terkunci rapat. Alhamdulillah, pikirku, persediaan makanan di
rumah relative cukup.
Fitnah Politik
Hingga saat tulisan ini diposting, pelaku penembakan masih misterius. Berita TV dan internet yang kupantau, belum
menunjukkan titik terang. Entah siapa
pelakunya. Orang dari Nahdhah-kah, atau dari partai lain, atau siapa, belum ada indikasi yang
jelas.
Aku teringat obrolan ringanku tadi siang dengan Bapak Jamal, warga Tunis
yang tiada lain bapak kost-ku sekarang. Ayah empat anak yang sehari-hari
bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan ini meyakini bahwa penembakan Bel’eid
hanyalah rekayasa pihak ketiga untuk menyudutkan Nahdhah. Yakni pihak-pihak
yang tidak mau jika partai yang seideologi dengan Ikhwanul Muslimin ini semakin
besar dan nanti kembali memenangkan Pemilu parlemen, Juni 2013.
Aku mengangguk-angguk mendengar paparan Pak Jamal. Ya, pendapat yang tidak mustahil. Toh kekuatan
sekuler di Tunis ini masih dominan. Perancis juga masih sangat setia mem-back
up-nya. Buktinya, Kamis malam kemaren, Menteri Dalam
Negeri Perancis menyampaikan statemen resmi yang disiarkan TV dan internet, isinya pernyataan perang terhadap Gerakan Nahdhah
dan Kaum Islamist Tunis.
Jadi, bisa saja itu hanya fitnah yang ditudingkan oleh kelompok sekuler
yang pernah berkuasa di negeri ini selama 55 tahun. Mereka tidak rela jika Islam menjadi kekuatan politik di
negeri berpenduduk 99 persen muslim ini.
Seperti halnya pelaku pengeboman menara kembar WTC yang ditudingkan ke
jaringan Al Qaeda. Amerika kemudian memborbardir negara-negara muslim atas dalih menumpas Al Qaeda dan jaringan terorisme. Mungkin saja apa yang terjadi di Tunis saat ini pun demikian.
Partai Nahdlah dikambinghitamkan, kemudian jadi bulan-bulanan politik. Ia difitnah dan dijadikan musuh bersama.
Jalan yang harus
ditempuh oleh Gerakan Nahdlah di Tunis rupanya masih panjang, berliku, juga
bertabur kerikil. Salam Manis dari Tunis
Tunis al Khadra, Ahad 10 Februari 2013
salam manis dari indonesia.
ReplyDeletemenarik pak, BKT 2 sepertinya akan kembali mewarnai bumi nusantara.
Insya Allah.Tunggu saja tanggal mainnya ya, hehe.. Selamat belajar.
ReplyDelete