Tuesday, October 26, 2004

SSM 11 : Pelesir di Mesir

KE MESIR KITA PELESIR

Benteng Qaitbay, Iskandariah, dilihat dari jauh.

Khazanah peradaban masa lalu telah mengangkat Mesir ke pentas sejarah dunia. Kekayaan budaya dan warisan sejarah yang ada, membuat Mesir menjadi luar biasa.

Pyramid dan Firaun, dua kata yang nampaknya sudah lekat dengan Mesir. Setiap orang yang mendengar kata “Mesir” atau akan berkunjung ke Mesir, maka yang terlintas dalam pikiran mereka adalah pyramid atau Raja Firaun. Seolah tak lengkap rasanya, jika wisata ke Mesir kalau tidak mampir ke Pyramid, sekedar “napak tilas” jejak Firaun.

Nampaknya, popularitas Firaun dan pyramidnya benar-benar tak disia-siakan oleh pemerintah Mesir. Dua warisan sejarah ini ternyata menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para pelancong asing untuk mau datang ke Mesir. “Dalam tahun 2000, kami dikunjungi 5,5 juta wisatawan asing”, ujar Dr. Mamdouh Baltagi, Menteri Pariwisata Mesir. Kehadiran pelancong sebanyak itu, membuahkan devisa hingga 4,3 milyar USD, atau 11 persen dari keseluruhan pendapatan negara. Tak ayal lagi, kondisi ini menempatkan negara berpenduduk 68 juta jiwa (2000) itu dalam urutan atas negara-negara tujuan wisata dunia.

Sebagai negara tempat kelahiran peradaban pertama tertua di dunia, Mesir memang sangat mengandalkan sektor wisata budaya. Setiap jengkal tanah yang dipijak, seolah mengisahkan peristiwa sejarah tersendiri. Seakan-akan kita berjalan menelusuri sebuah museum raksasa yang menyimpan ribuan peninggalan sejarah berbagai peradaban, mulai dari Mesir Kuno (Koptik), Firaun (Pharaos), Yunani (Hellenisme), Romawi hingga peradaban Islam.

Terutama sejak tahun 1982, pemerintah Mesir nampak serius mengembangkan sektor wisatanya. Jumlah kamar hotel di Mesir ditingkatkan, dari 18.900 pada tahun 1982 menjadi 58.000 pada tahun 1983. Pada tahun 2001, menurut data resmi Departemen Pariwisata Mesir, jumlah itu meningkat lagi hingga 130.000 kamar. Hingga akhir 2002, pemerintah menargetkan penambahan 30 ribu kamar lagi. Sedikitnya 50 obyek wisata andalan, dari mulai kuil-kuil peninggalan zaman Mesir Kuno, hingga wisata pantai yang terbentang di negeri seluas 1.101.499 km2 ini dikelola secara maksimal oleh pemerintah.

Hasilnya, sejak 1992, perkembangan sektor wisata selalu mengalami peningkatan rata-rata hingga 12,5 persen pertahunnya. Selain melibatkan 2,5 juta tenaga kerja, sektor wisata Mesir juga menjadi sumber pendapatan terbesar kedua setelah Terusan Suez. Tragedi 11 September dan teror bom wisata yang marak belakangan di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, nampaknya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor wisata negeri Al Azhar ini. Pemerintah Mesir telah mewaspadai hal ini sejak lama. Soalnya, tahun 1997, kawasan wisata utama Mesir, Luxor, pernah digoncang bom teror hingga menewaskan sedikitnya 80 wisatawan asing. Tragedi itu mendorong Mesir untuk memulihkan sektor wisatanya. Dana sebesar 33 juta Euro dikeluarkan dalam rangka pemulihan ini. Penerbangan mancanegara ke Mesir diperbanyak. Berbagai kerjasama luar negeri terutama dengan China dan negara-negara Eropa ditingkatkan. Jaminan keamanan bagi para turis pun diperbaiki. Jumlah polisi wisata juga ditingkatkan.

Pasca tragedi 11 September 2001, wisatawan asing seolah tak pernah sepi. “Paruh pertama tahun 2002, kami dikunjungi 2,5 juta wisatawan asing”, kata Baltagi lagi. Wisatawan terbanyak adalah dari China, yang konon berjumlah hingga 20 persen dari keseluruhan wisatawan.

* * *
Jalan-jalan ke Mesir, memang sangat menarik. Selain biayanya relatif murah, ketatnya aparat keamanan membuat nyaman para turis. Bisa dikatakan bahwa di setiap tikungan jalan, pasti ada aparat yang berjaga. Obyek wisata di Mesir, tidak hanya meliputi peninggalan peradaban kuno, tetapi juga meliputi wisata agama dimana kita dapat melihat peninggalan beberapa Nabi. Nabi Isa dan ibunya Maryam, konon, pernah pergi ke Mesir saat dikejar-kejar Herod. Tempat persinggahan pertama mereka adalah di bawah pohon di daerah Mattaria, pinggir kota Kairo. Pohon itu kini dikenal dengan Pohon Bunda. Mereka juga pernah singgah di gua Dirunka. Kini, biara Al Adhra berdiri di depannya. Sedangkan persinggahan terakhir mereka adalah Biara el Muharraq, di Asyut, kini kota propinsi 380 km timur Kairo. Pada bulan-bulan tertentu ribuan peziarah datang ke tempat-tempat ini. Di kawasan semenanjung Sinai, terdapat juga Biara Katrin dan Bukit Musa. Selain untuk melihat tempat Nabi Musa menerima 10 perintah Tuhan, kita juga dapat melihat matahari terbit dan pemandangan indah Gurun Sinai. Di daerah ini juga kita bisa mengunjungi mata air Nabi Musa, tempat beliau mengetukkan tongkanya untuk mendapatkan air, seperti yang diceritakan Al Quran dalam surat Al Baqarah ayat 60. Tempat itu kini populer dengan sebutan Uyun Musa.

Di Kairo, wisatawan muslim dapat berziarah ke mesjid-mesjid bersejarah. Diantara mesjid kota Kairo yang sering dikunjungi para wisatawan adalah Mesjid Hussein yang didalamnya ada makam kepala sayyidina Hussein, cucu Rasulullah saw. Juga mesjid Sayyidah Zainab, Mesjid Sayyidah Aisyah, serta mesjid Imam Syafei.

Untuk mengunjungi lokasi-lokasi wisata di Mesir, kita dapat menggunakan jasa travel-travel wisata yang jumlahnya sangat banyak. Di setiap ruas jalan sekitar kawasan Tahrir Square, pusat kota Kairo, kita akan menemukan deretan kantor-kantor biro perjalanan. Mereka menyediakan paket-paket perjalanan wisata untuk semua rute wisata di Mesir, dari sekedar paket wisata perahu sungai Nil (Nile Cruiser) di kota Kairo, hingga obyek wisata Luxor.

Untuk tujuan wisata sekitar kota Kairo, mereka menyediakan paket-paket wisata setiap hari. Harganya pun relatif murah. Di biro wisata Oscar Tours, paket tujuan wisata Pyramid, Spinx, Memphis dan Saqqara, hanya dikenakan biaya 14 USD. “Itu sudah termasuk tiket ke lokasi”, kata Ahmed Osman, Humas Oscar Tours . Keempat lokasi wisata ini berada di sekitar kota Kairo. Beberapa biro wisata yang memberikan fasilitas lebih seperti makan siang dan snack seperti Castro Tours, tarifnya lebih besar, hingga 20 USD.

Menjelang Natal dan Tahun Baru, jumlah wisatawan pengguna jasa biro-biro wisata itu membludak. “Hingga pertengahan Januari, semua paket wisata kami sudah penuh”, ujar Mushtafa, staf Castro Tours. Hal ini juga dialami oleh sebagian biro wisata lainnya. Abydos Tours, penyedia paket khusus Luxor-Aswan, malah tengah mempersiapkan paket wisata untuk bulan Februari.

Untuk tujuan Luxor-Aswan, Abydos Tours memasang tarif 175 USD. Luxor adalah kota obyek wisata utama Mesir, 676 timur Kairo. Kota ini amat kaya dengan peninggalan sejarah Mesir dan sarat berbagai bangunan kuno. Penyair Yunani terkenal, Homerus menyebut kota ini dengan nama “kota seratus pintu”, karena banyaknya pilar-pilar di seluruh penjuru kota. Selanjutnya, nama tersebut terus berkembang hingga orang Arab menyebutnya Al Aqshar (istana-istana). Di kota ini, terdapat Kuil Luxor, yang dibangun oleh Amenhotep III, sekitar tahun 1400 SM. Pintu gerbangnya dijaga oleh dua patung Ramses berukuran raksasa dalam posisi duduk. Ada pula dua obelisk (tugu lancip), salah satunya masih berdiri megah, namun satu lagi ada di Concord Square, Paris, yang dibawa para tentara Perancis kala mereka menduduki Mesir. Dalam kuil ini, ada taman Ramses II yang dikitari oleh 32 tiang raksasa. Selain Kuil Luxor, ada juga Thariq Kibasy, yaitu jalan setapak antara Kuil Luxor dengan Kuil Karnak sepanjang 3 km. Diantara kedua tepian jalan itu terdapat patung-patung saling berhadapan, dengan tubuh singa dan berkepala kibasy (domba), sebagai simbol Raja Amon.

Sedangkan Aswan, 904 km dari Kairo adalah kota tujuan wisata musim dingin yang memiliki panorama alam sangat indah. Di sini terdapat bendungan terbesar di dunia, Bendungan Tinggi Aswan, yang dibangun untuk menjaga Mesir dari banjir besar, dan menjadi simbol kehebatan arsitektur abad 20. Panjang bendungannya 360 meter, dengan ketinggian 111 meter dari dasar sungai. Lebarnya mencapai 40 meter. Ada juga danau Nasser, yang memanjang lebih kurang 500 km, dengan lebar rata-rata 10 km, terbentuk dari saluran Bendungan Aswan. Salah satu peninggalan Mesir Kuno di Aswan yang paling terkenal adalah Kuil Abu Simbel, di ujung wilayah Mesir, atau 1184 km dari Kairo. Kuil ini dibangun oleh Ramses II, tingginya 33 meter, lebar 38 meter dan dijaga oleh empat patung raksasa Ramses II denga ketinggian masin-masing 20 meter.

Dalam kuil ini terdapat sejumlah nisan dan tugu, diantaranya tugu perkawinan Ramses II dengan puteri Raja Haitsiyin. Seni arsitektur bernilai tinggi dan menakjubkan, dapat kita temukan di kuil ini. Didalamnya juga ada sebuah ruangan bernama Qaddsul Aqdas (tempat tersuci), berisikan patung-patung Ramses. Yang menakjubkan dari ruangan ini, sinar matahari tidak pernah masuk ruangan sepanjang tahun kecuali hanya dua hari, yaitu setiap tanggal 21 Februari (hari kelahiran Ramses) dan 22 Oktober (Hari penobatan Ramses sebagai raja Mesir). Ini adalah bukti keahlian arsitek Firaun yang berhasil menghubungkan posisi bangunan dengan ketepatan perhitungan perjalanan matahari.

Paket wisata Luxor-Aswan ini memakan waktu empat hari-tiga malam. Para wisatawan akan diajak berkunjung ke berbagai lokasi terkenal diatas semisal Bendungan Tinggi Aswan, Kom Ombo, Kuil Edfu, Kuil Karnak, Kuil Luxor, Valley of the Kings (kuburan keluarga kerajaan Mesir Kuno, diantaranya kuburan Tut Ankh Amun, Ramses VI, dan Amenhotep II), Valley of the Queens (komplek kuburan para ratu semisal Nefertiti, isteri Ramses II) dan Kuil Hatshepsut. “Selama 3 malam di sana, wisatawan akan menginap di Nile Cruiser”, ujar Omnia Abdel Rahman, manager wisata Abydos Tours. Nile Cruiser adalah kapal layar di atas sungai Nil penyedia tari perut. Tetapi, tarif 175 USD ini berlaku selama musim Idul Fitri hingga akhir Januari 2003. “Februari ke sana, hanya 145 USD”, kata Omnia lagi.

Paket wisata Luxor yang lebih singkat disediakan oleh Oscar Tours. Untuk paket wisata dua hari dengan tujuan Valley of the Kings, Valley of the Queens dan Kuil Hatshepsut, mereka memasang tarif 99 USD. Selain paket Luxor, Oscar Tours juga menyediakan paket wisata tujuan kota Iskandariah, 224 km barat Kairo. Di sana, para wisatawan diajak mengunjungi Roman Musium, Benteng Qait Bay, Roman Teater, Istana Raja Farouk, dan Perpustakaan Iskandariah. Selain itu, Iskandariah juga dikenal sebagai kota pantai bersejarah Mesir. “Paket ini hanya 57 USD”, ujar Ahmed Osman.

Sepulangnya dari lokasi wisata, para turis biasanya dibawa belanja ke Pasar Khan Khalili. “Ini sudah program kami”, ujar seorang staf Castro Tours. Pasar Khan Khalili yang terletak di dekat mesjid Hussein dan mesjid al Azhar, kota Kairo, adalah pusat perbelanjaan tradisional yang menjual barang-barang antik. Untuk pertama kalinya bazaar ini dibangun oleh Emir Djaharks el Khalili, pada tahun 1382 M, pada masa kekuasaan Turki Osmani. Nama Khan el Khalili berasal dari nama Khan yang berarti tempat penginapan (hotel) para pedagang, sedang kata Khalili adalah nama orang, yaitu nama pemilik penginapan tersebut.

Kawasan perbelanjaan ini sangat luas, terdiri dari gedung-gedung tua dan toko-toko kecil di sepanjang jalan, dan lorong-lorong yang berkelok-kelok. Di lokasi tersebut, dapat ditemui barang-barang antik, souvenir khas Mesir, hasil kerajinan tangan dan kulit, kuningan, tembaga, tenun, ukiran ala blaster, papyrus, kursi unta dan berbagai macam perhiasan seperti batu permata, batu cincin, emas dan perak. Papyrus adalah sebangsa kertas yang terbuat dari rumput-rumput Nil, berfungsi sebagai media komunikasi semenjak zaman Mesir Kuno. Hingga kini kertas papyrus masih digunakan sebagai dasar lukisan atau kaligrafi. Benda yang biasa dijadikan kenang-kenangan khas Mesir ini, harganya beragam, dari 2 Pound hingga 5 Pound Mesir.

Barang-barang souvenir lainnya pun, dijual dengan harga relatif murah. Ukiran-ukiran piring kuningan, bergambar Firaun misalnya, dijual dengan harga 40 hingga 60 Pound Mesir (80-120 ribu rupiah). Sedangkan kalung-kalung perak, dijual seharga 20 hingga 30 Pound. Jika kita pandai berbasa-basi, atau terkadang memuji sang pedagang, maka harga akan merendah. Hal ini tidak lepas dari watak umum orang Mesir yang suka dipuji.

Pasar Khan Khalili sangat kental dengan corak budaya Timur Tengah. Selain berisi komplek pertokoan, pasar Khan Khalili juga meyediakan kafe-kafe minuman. Para wisatawan dapat menikmati syisya (cara merokok khas mesir yang dihisap melalui pipa yang disambungkan ke dalam tabung kaca berisi air). Syisya biasa disewa dengan hitungan perjam antara 4 hingga 8 Pound Mesir (8 ribu – 16 ribu rupiah). Aroma rokoknya bermacam-macam, mulai dari rasa tawar, mint, atau rasa buah-buahan. Di pasar ini juga, para wisatawan dapat menimkmati berbagai makanan khas Timur Tengah.

Setiap hari, ribuan pengunjung, baik domestik maupun mancanegara, datang ke pasar ini sekedar berbelanja. “Jumlah turis membludak terutama pada bulan Juli-Agustus kemaren”,ujar Atef, seorang pelayan kafe.

Pinggiran Nil, 26 Desember 2002

1 comment:

  1. wadaaaaaaauw
    bikin aku inget saat idul adha tahun lalu di mesir.

    ReplyDelete